Demokrasi dianggap sistem yang baik karena memiliki budaya yang bersifat universal, dimana demokrasi memiliki tujuan menampung seluruh aspirasi masyarakat tanpa terkecuali serta melindungi hak-hak rakyatnya. Dengan sistem yang seperti ini, tentulah rakyat akan merasa bebas untuk menyampaikan seluruh aspirasinya. Kata “bebas” mungkin saja disalah artikan dan tidak menutup kemungkinan jika penyimpangan pun terjadi. Untuk menghindari hal tersebut, maka mulai dari dini, kita harus mulai belajar dan menerapkan budaya demokrasi yang baik dan sesuai dengan arti sebenarnya dan salah satu lembaga yang tepat untuk pembelajaran demokrasi adalah sekolah.
Apa Itu Kehidupan Demokrasi di Sekolah ?
Dalam kegiatan pemerintahan, demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan yang bersumber dari rakyat dan untuk rakyat. Kalimat ini berarti, dalam pemerintahan ini, rakyatlah yang akan bebas menyumbangkan aspirasinya dan memilih keputusan yang paling tepat. Keputusan ini akan diambil dalam menjalankan roda pemerintahan melalui para wakil rakyat yang berasal dan juga telah dipilih langsung oleh rakyat sendiri. Sama halnya dengan kehidupan demokrasi disekolah. Kehidupan demokrasi di sekolah dapat kita artikan sebagai kebebasan yang dimiliki oleh seluruh warganya untuk menjalankan berbagai aktivitas seperti memberikan suara saat pemilihan ketua OSIS, memberikan pendapat saat diskusi dan lain sebagainya. Namun, yang harus digarisbawahi adalah hendaknya, kebebasan yang didapatkan tersebut diikuti dengan sikap tanggung jawab. Dalam kehidupan berdemokrasi tanggung jawab sangatlah diperlukan sebagai media untuk mengatur agar kebebasan yang telah diberikan tidak disalahgunakan. Dalam arti, semua warga sekolah bebas untuk melakukan apapun sesuai keinginan masing-masing, namun dengan catatan, mereka dapat pertanggungjawabkan bahwa perilakunya tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku serta tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya sendiri dan pihak lain.
Demokrasi di Sekolah Itu Penting
Untuk membiasakan diri memiliki sikap demokrasi, kita harus memulainya sedini mungkin. Lembaga kedua yang dapat dijadikan media edukasi demokrasi adalah sekolah. Sejak umur kurang lebih 5 tahun, anak-anak sudah mengenal sekolah. Sekolah menjadi rumah ke-dua bagi para anak. Di sini anak-anak akan bertemu dengan berbagai macam watak, perbedaan, diajarkan cara untuk menyampaikan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, saling menghargai hingga mereka mengerti dan memahami sikap yang benar dan yang salah. Bahkan, sekarang ini jika diperhatikan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah dibandingkan di rumah, dari pagi hingga siang bahkan sore hari. Dan dari keadaan seperti ini, secara tidak langsung, dengan membangun kehidupan demokrasi di sekolah, anak-anak akan terbiasa untuk menerapkan sikap demokrasi dalam kehidupannya sehari-hari baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat yang akan sangat berguna untuk kehidupannya di masa mendatang.
Cara Membangun Kehidupan Demokrasi di Sekolah
Karena sekolah merupakan lembaga yang memiliki peran utama untuk menumbuhkan budaya demokratis dikalangan pelajar, maka sekolah harus menampilkan budaya demokratis dalam pengelolaan pendidikannya. Untuk menciptakan kehidupan demokrasi yang baik di sekolah, tentunya diperlukan kerjasama antarkomponen yang tergabung didalamnya, mulai dari kepala sekolah, guru, murid, wali murid dan lain-lain. Keberadaan satu komponen tanpa komponen yang lainnya tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Namun, komponen utama yang harus membangun kehidupan demokrasi di sekolah adalah Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah merupakan pemimpin cerminan dari suatu sekolah. Baik buruknya sebuah sekolah sangat besar dipengaruhi oleh pemimpinnya. Sehingga, merupakan pilihan yang bijak jika penerapan demokrasi di sekolah harus diawali oleh sikap demokratis pemimpinnya.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan seorang kepala sekolah dalam membangun kehidupan demokrasi di sekolah, diantaranya :
a. Kepala Sekolah akan bergaul dengan seluruh warganya tanpa membeda-bedakan. Misalkan saja, kepala sekolah bergaul dengan guru, staf tata usaha, wali murid, dan penjaga sekolah yang memiliki latar belakang budaya, agama dan ras yang berbeda.
b. Kepala Sekolah menghargai pendapat warganya, meskipun pendapat tersebut berbeda dengan pendapatnya sendiri.
c. Mengutamakan musyawarah untuk menyelesaikan masalah. Salah satu perwujudan kehidupan demokrasi adalah dengan cara musyawarah, karena dengan bermusyawarsh kita dapat menyampaikan aspirasi dengan tujuan menyelesaikan permasalahan.
d. Selain itu, karena Kepala Sekolah juga harus mengawasi jalannya kehidupan demokrasi di sebuah sekolah. Pengawasan ini, tentunya untuk menjamin agar pelaksanaan demokrasi berlangsung dengan baik, tidak melanggar peraturan dan tidak mengandung unsure kekerasan.
Jika beberapa hal tersebut telah diterapkan, tentunya warga sekolah akan melihat perilaku pemimpinnya, lalu mereka pun akan mencontoh perilaku tersebut. Dimulai dari para guru, kemudian siswa dan akhirnya seluruh komponen sekolah ini pun akan menerapkan kehidupan demokrasi di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar